Pages

Senin, 30 Desember 2013

CONTOH IMPLEMENTASI SILA KEDUA DAN KETIGA DALAM PANCASILA

garuda pancasila.jpg

TUGAS PANCASILA
IMPLEMENTASI SILA KEDUA DAN SILA KETIGA DALAM PANCASILA

 













DOSEN          : UDJIANI HATININGRUM,SH, M.Si
NAMA                        : RANI DIAH SEPTI ASTUTI                      (43113210022)


Universitas Mercu Buana Kampus D Bekasi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
S1 Manajemen

IMPLEMENTASI SILA KEDUA DALAM  PANCASILA
KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB

CONTOH 1: Kasus Dokter Ayu Dinilai Kasus Kemanusiaan
197459.jpg
Metrotvnews.com, Jakarta: Aksi dokter di Bundaran Indonesia bukan sekadar aksi solidaritas, tapi juga kemanusiaan. Demikian dikatakan juru bicara Dokter Indonesia Bersatu (DIB) Agung Sapta Adi dalam konfrensi pers di Sabang, Jakarta Pusat, Rabu (2711).
Ia menjelaskan, selama ini, baik masyarakat bahkan hakim Mahkamah Agung salah menilai kasus Dewa Ayu Sasiary Prawari,  Hendry Simanjuntak, dan Hendy Siagian. Ini bukan bukan kasus malapraktik, melainkan kejadian yang tak bisa diprediksi.
"Setelah visum dan pertimbangan ahli, itu diketahui adanya emboli udara di bilik kanan jantung, yang terjadinya emboli tidak bisa diprediksi. Tapi kok MA bisa memutuskan ini malapraktik dan ditindak pidana," terang dia. 
Kasasi yang diajukan keluarga korban ke MA menjadikan Ayu, Hendry, dan Hendi harus dipenjara selama 10 bulan. Ini yang lalu diributkan ratusan dokter. Pasalnya, di kemudian hari, bila ada kejadian serupa, dokter bisa di tindak pidana oleh keluarga pasien.
"Ini namanya mengkriminalisasi profesi dokter. Kalau nanti keluarga meninggal yang disalahkan dokter. Bisa aja nanti kita melakukan defensive medicine," tambah Ketua Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) Frizar Irmansyah.
Defensive Medicine adalah penolakan yang dilakukan dokter jika dianggap tidak dapat menanggani atau berbahaya bagi keselamatan dokter. Ia juga menjelaskan hal ini justru nantinya malah akan merugikan masyarakat.
"Sekarang siapa yang mau menerima pasien yang sedang kritis dan kemungkinan akan meninggal? Kalau nanti akhirnya bisa berakhir di penjara. Mending pasiennya mati daripada kita di penjara," tutupnya.



CONTOH 2: Demi Rasa Kemanusiaan, Polisi Cabut Status Tersangka Ninik & Tutup Kasus

 

arbikapolresbanyumas.jpg


Banyumas - Polres Banyumas menghentikan kasus Ninik Setyowati. Ibu dua anak ini menjadi tersangka atas kematian anaknya Kumaratih Sekar Hanifah (11) yang terjatuh dan terlindas truk hingga tewas.
Penghentian kasus tersebut berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak, keadilan dan rasa kemanusiaan.
"Atas dasar kesepakatan dan rasa kemanusiaan kedua belah pihak maka Polres Banyumas tidak akan melakukan pemberkasan," kata Kapolres Banyumas, AKBP Dwiyono kepada wartawan di Mapolres Banyumas, Jalan Letjend Pol R Soemarto, Purwokerto, Jawa Tengah, Sabtu (26/1/2013).
Memurut dia, Polri dalam melakukan pemeriksaan terhadap Ninink atas dorongn dari suaminya yang meminta kepastian hukum, penyidik juga memiliki hati nurani memikirkan kondisi dari ibu Ninik. Kami juga menyarankan agar kondisi ibu Ninik sehat karena masih dalam perawatan.
"Saya juga pernah langsung nengok ke rumah terkait simpati kami selaku Kapolres," sambungnya.
Menurut Kapolres, pada 9 Januari 2013 suami Ninik tetap meminta agar dilakukan pemeriksaan agar ada kepastian hukum. Penyidik tidak langsung melakukan penyidikan tapi introgasi, dalam introgasi tersebut keterangan ibu Ninik malah memberatkan dirinya.
"Konstruksi hukum kelalaian ada pada pengendara sepeda motor. Didorong kepastian hukum, Polres melakukan secara berita acara pemeriksaan," ujarnya










IMPLEMENTASI SILA KETIGA DALAM PANCASILA
PERSATUAN INDONESIA

CONTOH 1: TNI Serang Pos Brimob di Perbatasan Timor Leste

yXiqWTtOyb.jpg
radarsukabumi.com.         NTT- Gesekan antara anggota TNI dan Polri (Satgas Pamtas RI-RDTL Yonif Linud 503/MK dengan Satbrimodda NTT, kembali terjadi Kamis (9/5), sekitar pukul 17.30 Wita. Kejadian itu diduga karena salah paham antara dua instansi yang bertugas menjaga dan mengamankan perbatasan RI-RDTL, di Haumeni Ana, Kecamatan Bikomi Nilulat, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU).
Penyerangan pihak TNI terhadap empat anggota Brimob Haumeni Ana, dipicu akibat penyampaian informasi seorang sopir angkutan pendesaan (Angdes) yang diketahui bernama Marsel, kepada pihak TNI, bahwa barang angkutannya ditahan, dan dirinya dianiaya anggota pospol yang sementara menjalankan tugas. Marsel juga mengadu ke anggota TNI, jika anggota Satbrimobda menyampaikan beberapa pesan bernada menantang pihak TNI. Danpos Satbrimobda, Roberto Alves mengisahkan, kehadiran belasan anggota TNI dengan mengendarai sebuah mikrolet itu, tanpa konfirmasi. Mereka langsung melakukan penyerangan dengan melempari anggota Satbrimobda serta pospol dengan batu. Akibatnya, salah satu anggota Brimob, Bripka Abdon Gati, mengalami luka serius di tulang belakang sebelah kiri. Selain itu, kaca jendela dan pintu Pos Polisi Haumeni Ana juga tidak luput dari amukan anggota TNI.
“Sesuai rencana, sore tadi (petang kemarin-Red), kami hendak berkoordinasi dengan pihak TNI, terkait laporan masyarakat yang mengatakan kami menantang pihak TNI. Kami dilaporkan ke pihak TNI, telah menahan barang masyarakat dan memukul sopir. Kami juga diadukan sopir itu ke pihak TNI, dengan mengatakan, kami menantang anggota TNI dan menunggu kedatangan mereka. Pengaduan tersebut sangat tidak benar. Buktinya, kami diserang anggota TNI yang datang mempersenjatai diri lengkap dengan senjata, sangkur dan batu,” kata Roberto.
Dia mengaku, saat anggota pos polisi melakukan operasi dan menangkap tangan sejumlah kebutuhan rumah tangga, berupa 12 dos deterjen, tiga karung besar berisi gayung dan bokor. Barang-barang tersebut milik masyarakat Haumeni Ana, dan ditangkap saat masih berada dalam wilayah NKRI. Saat ditanyai barang-barang tersebut akan dibawa kemana, papar Roberto, pemilik barang yang adalah warga Desa Haumeni Ana itu, mengaku akan dijual di kios mereka. Namun setelah ditelusuri, ternyata mereka tidak mempunyai kios. Karena itu, barang-barang tersebut ditahan. Mendapat informasi itu, Kapolres TTU, AKBP I Gede Mega Suparwitha bersama anggotanya langsung mendatangi TKP di Haumeni Ana.
Sempat terjadi perdamaian antara dua pihak yang bertikai. Perdamaian diakhiri dengan perjanjian, pihak TNI akan bertanggungjawab atas semua kerusakan itu.
Kapolres I Gede Mega Suparwitha menambahkan, insiden itu hanya sebatas kesalahpahaman saja. “Jadi, itu hanya miskomunikasi saja. Miskomunikasi itu ternyata sudah diselesaikan melalui azas musyawarah mufakat antara pihak TNI dan Satbrimobda yang ada di perbatasan,” kata I Gede mengulangi pernyataannya. Dia membenarkan, jika informasi yang disampaikan masyarakat saat itu sifatnya memanas-manasi, sehingga terjadi miskomunikasi.








CONTOH 2: TNI AL perketat pengamanan perbatasan


zn9YWJo1B2.jpg

Sindonews.com - Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut, Laksamana TNI Marsetio mengakui bahwa saat ini konflik antar negara di wilayah perbatasan perairan sudah semakin sering terjadi.
"Potensi konflik dunia ke depan, yaitu soal wilayah perbatasan," kata Marsetio di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (3/10/2013).
Untuk itu, Marsetio mengaku bahwa pihak TNI AL sudah melakukan operasi pada setiap wilayah masing-masing, yang sesuai dengan persepsi hukum dari masing-masing wilayah.
"Kami sudah menggelar operasi pada wilayah masing-masing sesuai dengan persepsi hukum masing-masing negara," papar Marsetio.
Namun, Marsetio pun mengakui bahwa sampai saat ini konflik wilayah perbatasan di laut masih belum selesai.
"Sampai sekarang masih belum ada yang tuntas soal perbatasan itu. Dengan India, Singapore, Philipina," ujar Marsetio.
Untuk itu, Marsetio mengaku bahwa pihaknya akan lebih memperkuat pasukannya, khususnya diwilayah laut yang menjadi teritorial negara Indonesia. "Kami akan perkuat pasukan," tandasnya.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar